[ad_1]
Ekonomi Belanda memasuki resesi ringan per Rabu (16/8). Data terbaru menunjukkan ekonomi Negeri Kincir Angin menyusut 0,3 persen pada kuartal kedua 2023.
Seperti diberitakan Reuters, ekonomi Belanda mulai terguncang usai berkontraksi 0,4 persen pada triwulan pertama tahun ini.
Pada 2021 dan 2022, pertumbuhan ekonomi Belanda hampir lima persen per tahun saat pemulihan ekonomi gencar dilakukan setelah merosot karena Covid-19.
Kondisi tersebut menjadi merupakan resesi pertama Belanda sejak pandemi akibat penurunan belanja konsumen dan ekspor. Penurunan terjadi lantaran lonjakan inflasi mendorong peningkatan harga pangan dan tagihan energi di Belanda dan mitra dagangnya.
Berdasarkan data Statistik Belanda, pengeluaran konsumen turun 1,6 persen, sementara ekspor 0,7 persen lebih rendah dari tiga bulan pertama tahun ini.
Inflasi di Belanda kali ini sebetulnya telah turun sejak mencapai puncak pada September 2022. Saat itu, inflasi mencapai 14,5 persen.
Meski begitu, inflasi periode ini masih relatif lebih tinggi sekitar 6 persen pada kuartal kedua 2023.
Sejak awal Juni 2023, Eropa sesungguhnya resmi memasuki resesi usai produk domestik bruto (PDB) di kawasan negara pengguna euro itu tercatat turun 0,1 persen pada kuartal pertama 2023.
Kondisi itu melanjutkan kontraksi pada kuartal keempat 2022, yang juga minus 0,1 persen. Resesi terjadi lantaran dalam dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi 20 negara yang berada dalam zona Euro itu negatif.
Kepala Ekonom Eropa di Capital Economics Andrew Kenningham mencatat belanja konsumen saat ini terbebani oleh kombinasi data ekonomi yang buruk. Ia menyebut inflasi masih tinggi diiringi kenaikan suku bunga yang tiada henti.
“Kami menduga ekonomi akan berkontraksi lebih jauh selama sisa tahun ini,” katanya, dikutip dari CNN, Kamis (8/6).
(blq/chri)
[ad_2]
Sumber : www.cnnindonesia.com
Alhamdulillah Allohumma Sholli ‘Ala Nabiyina Muhammad Wa Ahlihi Wa Ashhabihi Wa Ummatihi. Subhanallah wa bihamdihi ‘adada khalqihi wa ridha nafsihi wa zinata ‘arsyihi wa midada kalimatihi.